Selasa, 07 Juli 2009

Hak Suara Kita

Ketika masyarakat semakin dininabobokan dengan janji-janji politi oleh para CAPRES untuk meraih suara rakyat, namun para CAPRES tersebut lupa bahwa masyarakat sudah paham dan pandai pada apa yang sebenarnya mereka inginkan. sepintas lalu masyarakat terlihat diam, akan tetapi mereka telah mengalami fase kedewasaan berpikir yang masih-masih selalu diremehkan oleh para CAPRES dan Tim Kampanyenya, sehingga mereka selalu berparadigma sumir bahwa masyarakat masih terbelenggu dengan kebodohan yang dengan mudah mereka iming-imingi dengan janji dan uang.



Kecerdasan masyarakat sungguh terbukti di negeri ini. mulai dari PILKADA yang jumlah masyarakat yang memilih pasih dengan merelakan untuk menyimpan hak suaranya dan tidak diberikan kepada para calon. Yang akhirnya calon yang keluar sebagai pemenang merupakan pemenang dari kompetitor suara "botol kosong". Demikian juga dengan PEMILU Legislatif bulan yang lalu, bahwa angka masyarakat yang lebih memilih menyimpan suaranya di dalam lubuk hatinya berjumlah sangat signifikan dari segi kuantitasnya.



Bahkan banyak Caleg yang stress karena ulah kecerdasan dan kedewasaan masyarakat saat ini. Mereka pada saat bertemu dengan masyarakat dalam kampanye dan menyebarkan bantuan, memberikan janji namun pada akhirnya para Caleg banyak yang harus gigit jari, bahkan stress karena apa yang mereka bayangkan di depan mata perihal dukungan masif dari masyarakat yang telah dibantunya tidak ada. Mereka lupa bahwa masyarakat dalam diamnya menyimpan sebuah proses pendewasaan cara pandang khususnya dalam hal pilihan politik.



oleh karena itu menjelang detik-detik PILPRES ini, hanya kearifan yang bisa menuntun kita untuk menetapkan pilihan kita. Hati-hati pada CAPRES yang banyak mengumbar janji karena semakin banyak mereka berjanji maka semakin banyak pula peluang untuk mereka ingkari. Di samping itu baik tentu kalau kita juga melihat track record CAPRES tersebut, bagaimana ideologinya, perilaku agama dan sosialnya.



Tidak ada salahnya dalam mencari ukuran pemimpin sebagai standar jika kita menengok kepada kepribadian para pemimpin umat yang agung dan maksum. Muhammad bin Abdullah adalah sosok standar pemimpin yang sangat kredibel dan kapabel kita jadikan ukuran dan standar dalam kita memilih pemimpin dalam urusan dunia kita. Nabi Muhammad tidak pernah kenyang sebelum umatnya makan kenyang (sejahtera). Nabi Muhammad tidak pernah memerintahkan untuk mengintimidasi para orang yang memusuhinya, bahkan semua dirangkul dengan segala kebijaksanaannya. USWATUN HASANAH senantiasa beliau ajarkan dalam tiap sendi gerak langkah beliu baik sebagai pemimpin umat (kholifah) maupun seorang Rosul Allah SWT. Nabi Muhammad juga melarang untuk memberi kekuasaan kepada orang yang sangat menginginkan kekuasaan tersebut. Nabi Muhammad juga melarang janganlah sekali-kali kita memberikan amanah/ kepercayaan kepada orang yang tidak kredibel terhadap amanah tersebut.



Dalam hal ini sebagai sesama muslim maka sudah seharusnya kita saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran. semoga dengan pikiran jernih kita, kita dapat memberikan hak suara kita yang tak ternilai harganya ini kepada orang yang benar dan diridoi Allah, sehingga Allah dapat segera memberikan pengampunan kepada kita, bangsa Indonesia dan menaungkan janah firdaus kepada kita dengan wujud "baldatun toyibatun warobbun ghofur". amin.

0 komentar:

Posting Komentar